Selasa, 12 November 2013

Sudah Amankah Air Yang Kita Minum?

Semua makhluk hidup membutuhkan air, terlebih lagi manusia, manusia cenderung kuat tanpa makan tapi akan lemah tanpa minum, artinya kebutuhan manusia akan air begitu tinggi. Di era zaman yang serba praktis, berbagai teknologi bermunculan semuanya muncul dengan maksud untuk kemudahan manusia. Salah satu teknologi yang kini sedang berkembang adalah teknologi penyaringan air, dimulai dari yang paling sederhana hanya menggunakan filter kerilkil, pasir, karbon, dengan sistem grafitasi (slow sand filter) hingga skala besar dan sudah mampu disalurkan kepada masyarakat. Lantas apakah semua teknologi itu sudah benar benar aman bagi kesehatan kita?

Kita coba cek satu persatu, dahulu ketika air minum kemasan belum begitu banyak dipasaran maka orang tua kita merebus air hingga menggolak sebelum akhirnya kita minum, amankah cara ini.. jelas aman faktanya dengan merebus air hingga mendidih mencapai 100 derajat C, itu sudah mampu membunuh bakteri coli dan mikroorganisme lainnya dalam air. namun sayangnya pemanasan belum mampu sepenuhnya menghilangkan kandungan kimiwai dalam air yang berlebih, oleh sebab itu kita harus lebih selektif dan teliti dalam memanfaatkan air bersih sebelum akhirnya kita masak dan kita minum. Ada syarat sederhana untuk memastikan bahwa air bersih, air tanah, air sungai yang hendak kita gunakan itu akhirnya layak untuk kita minum, yaitu pastikan air bersih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Jika salah satu tidak memenuhi, misalkan ternyata airnya berbau maka untuk lebih amannya kita tidak menggunakan air tersebut untuk minum, jika memang terpaksa maka harus disaring terlebih dahulu.

Selangkah jauh lebih maju, kini sudah muncul perusahaan pengelola air minum atau lebih kita kenal PDAM, PAM (Air Minum Perpipaan). Teknologi canggih dan skala besar, PDAM mampu merubah air dari kualitas terburuk (air kali) menjadi air yang setara dengan kualitas air minum. Tanpa harus melalui proses pemanasan air PAM sebenarnya sudah bisa dikatakan layak minum. Melalui pembubuhan zat chlor yang berfungsi sebagai desinfektan (pembunuh kuman/bakteri) air yang tadinya penuh dengan kuman akhirnya bersih dan layak minum, sayangnya fakta yang jatuh dipelanggan air yang keluar seringkali keruh atau bahkan bau zat chlornya sangat menyengat. Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati (http://filterpenyaringair.com/bahaya-klorin-pada-air-minum/). Sehingga akhirnya banyak pelanggan PDAM tidak juga menggunakan airnya untuk keperluan minum melainka untuk keperluan lain. Beberapa kasus justru nampaknya agak sedikit lebih parah, air yang keluar justru sangat kotor, hal ini diduga akibat kontaminasi pencemar pada sambungan pipa, jika sudah begini jelas pelanggan yang akan dirugikan.

Kini teknologi semakin canggih, air bersih yang mentah kini bisa langsung diminum dengan sistem filtrasi (penyaringan) dari mulai skala kecil untuk rumahan hingga skala besar yang mampu menghasilkan air berpuluh galon dalam sehari. Bahkan kini banyak bermunculan usaha di bidang penyaringan air atau yang lebih dikenal depot air minum isi ulang, kini usaha seperti ini sangat menjamur bahkan penuh persaingan. Hanya dengan uang Rp 3000,- sampai dengan Rp 4000,- kita sudah bisa menikmati air yang layak minum. Lantas pertanyaan pun lagi lagi muncul, betulkah sudah aman? Aman jika saja prosedur teknis hyginitas bisa terjaga dan terkelola dengan baik. Perlu diketahui sama seperti pengolahan PDAM bahwa didepot air minum isi ulangpun tidak terdapat proses pemanasan air. Maka karbon aktif dan  lampu UV lah yang berfungsi menghilangkan kandungan kuman dalam air, banyaknya proses filtrasi pada instalasi DAM (Depot Air Minum) memang terbukti cukup efektif dalam menurunkan kandungan logam dan zat yang berlebih dalam air sehingga air pun akhirnya mampu memenuhi syarat baku mutu air minum. Tapi perlu diingat bahwa bakteri/kuman mampu melewati proses filtrasi oleh sebab itu di butuhkan karbon aktif yang berfungsi sebagai desinfektan alami ditambah lampu UV pada proses terakhir yang karena radiasinya mampu membunuh mikroorganisme. Untuk itu pengusaha harus betul betul jeli dan peduli terhadap kondisi sanitasi dan kebersihan disekitar instalasi, kapan filter dan lampu UV harus diganti, menjaga kebersihan dan selalu menutup tempat pengisian karena notabennya itu adalah tempat steril, dan terakhir pemeriksaan rutin terhadap kualitas air wajib dilakukan minimal 3 bulan sekali untuk memastikan bahwa air minum sudah betul betul aman. Sayangnya banyak pengusaha belum paham prosedur pengelolaannya, terkadang kelalaian pun terjadi sehingga akhirnya menimbulkan kerugian bagi banyak pihak. 

Beberapa TIPS aman jika kita ingin membeli air minum di DAM:
1. Pastikan DAM memiliki SERTIFIKAT LAIK SEHAT yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan setempat  dan sertifikat ini biasanya berlaku selama 3 tahun. biasanya pengusaha menempelnya pada instalasi DAM. lihat dengan teliti jangan tertipu pada ijin usaha/domisili karena sebenarnya itu tidak berguna tanpa sertifikat laik sehat yang merupakan rekomendasi untuk kesehatan, jika tidak terlihat coba tanyakan pada pengusaha atau pengelola.

2. Pastikan DAM memiliki hasil pemeriksaan kualitas air minum terbaru minimal 6 bulan terakhir karena itu merupakan kewajiban bagi pengusaha, banyak pengusaha yang menempelkan hasil namun tidak up date, sekali lagi teliti demi kesehatan kita.

3. Pastikan lampu UV dalam keadaan menyala dan masih dalam keadaan efektif. Perlu diketahui lama efektifitas lampu UV adalah 8000 sampai 10.000 jam pemakaian, lewat dari itu air minum sudah tidak sehat lagi karena berarti masih ada kuman dalam air minum.

4. DAM dalam keadaan bersih baik instalasi maupun lingkungan sekitar, pastikan pintu pintu pengisian dalam keadaan tertutup, jika terbuka berati sudah terjadi kontaminasi dari luar baik dari debu, polusi, dan bakteri. lihat juga tenaganya apakah sudah dalam keadaan bersih.

5. Pastikan air bersih yang digunakan bukan berasal dari air tanah, karena air tanah beresiko tercemar dari tinja atau resapan air kotor sehingga kandungan kimia dan bakterinya sangat tinggi. dan lagi sebenarnya penggunaan air tanah untuk tujuan komersil tanpa ijin dan dokumen lengkap merupakan pelanggaran hukum. Pastikan air berasal dari suplier air bersih/baku yang mendapat rekomendasi dari APDAMINDO (Asosiasi Pengusaha Depot Air Minum Indonesia).

6. Jika ke 5 saran diatas terpenuhi namun ternyata air masih berbau atau berasa, atau bahkan terdapat partikel partikel kecil dalam air maka "STOP ! hentikan konsumsi, ajukan komplain, jika tidak ada respon, beralih dan laporkan agar bisa ditindak lanjuti oleh pihak berwenang, tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kesakitan atau wabah dikemudian hari.

Berbagai alternatif kemudahan dalam memperoleh air layak minum, namun kini kita dituntut untuk lebih jeli, alat, lingkungan, tempat, orang bisa menjadi kontaminan bagi air yang akhirnya bisa menimbulkan kesakitan. 

Kebutuhan air yang tiada henti, apa daya lingkungan telah banyak terkontaminasi, air sudah tidak murah lagi.. peduli agar air kembali murni, jaga kesehatan lingkungan dan perbaiki sanitasi.. dan biarkan air jernih kembali.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar