Senin, 26 September 2011

Tidak hanya sekedar tenaga kesehatan dan pasien

Assalamu'alaikum sobat.. off lama banged ni blog, ok ok "kesedihan" ini kita tuangkan saja melalui tulisan ini yah.. hehe... Kali ini saya mau bercerita tentang salah seorang tenaga kesehatan di puskesmas tempat saya bekerja. Yap beliau adalah tenaga pemegang program TB dan kebetulan TB adalah salah satu penyakit berbasis lingkungan. Banyak cerita unik, pengalaman menarik, sampai pada insiden yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup hehe.. lebay. 

Beliau adalah Ibu Ratna Pardede, salah satu perawat senior di puskesmas kami, kami sering melakukan survei TB bersama, menyusuri jalan-jalan sempit, berkelok-kelok, dan berbelok (kotor maksudnya). sudah merupakan kewajiban kita melakukan kunjungan, untuk melihat perilaku, lingkungan dan kondisi kesehatan. Terkadang saya suka terkagum, banyak pasien Bu Ratna yang sudah sembuh masih menyambung silaturahmi dengan Bu Ratna bahkan terkadang datang menemui Bu Ratna datang membawa makanan. hehe.. enak juga ya bu

Hari itu, kami mengunjungi pasien Bu Ratna, pasien ini sudah sembuh tepatnya. Namanya Ibu Oom tinggal di pelosok kampung Sumur Batu. Saya sudah pernah ke rumah Bu Oom sebelumnya tapi tidak dengan Bu Ratna, dan pada hari itu saya pun mengajaknya untuk menemui Bu Oom. Sesampainya disana, ternyata Bu Oom tidak sedang di tempat, kami pun bertemu anaknya ternyata Bu Oom sedang menjemput anaknya disekolah dan sebentar lagi pulang. Kami pun menunggu, karena tampaknya Bu Ratna sangat ingin sekali melihat kondisi Bu Oom. Tidak lama kemudian datanglah Bu Oom, yap dengan suaranya yang lucu, lucu terdengar karena suaranya yang bindeng hehe.. oleh karena itu kita harus betul-betul membutuhkan konsentrasi tinggi untuk menyimak kata demi kata yang dia ucapkan.

Tujuan kami sebenarnya adalah melihat kondisi kesehatan Bu Oom sekarang, fine.. dia baik-baik saja dan tampaknya penyakit TB nya sudah benar-benar hilang. Alih-alih berbicara tentang masalah kesehatan bahwa penyakit yang diderita Bu Oom masih ada hubungannya dengan pekerjaannya sebagai pembersih sampah plastik. Yap disekitar tempat tinggal Bu Oom hampir semua masyarakat bekerja sebagai pemulung di TPA dan mereka sangat beresiko terkena penyakit TB. Sulit memang menyadarkan mereka baru, mungkin jika sudah seperti Bu Oom mereka baru bisa sadar.

Pembicaraan antara Bu Oom dan Bu Ratna terus berlanjut, hingga berlanujut ke curhat, hehe curhat yap.. curhat tentang kondisi keluarganya sekarang, curhat yang ternyata, suaminya berpoligami dan itu sudah berlangsung lama, curhat tentang betapa sulitnya ekonomi mereka, terutama swaktu lebaran kemarin. Saya pun hanya melihat pembicaraan mereka, sesekali tersenyum mendengar suara bindeng Bu Oom hehe, sesekali menimpali namun lebih asik mendengar pembicaraan mereka. Bu Ratna tampak antusias mendengarnya dan sesekali memberi nasihat agar Bu Oom tetap bersabar.

Entah.. tapi mungkin apa saya saksikan waktu itu, adalah sebuah visualisasi nyata.. tidak hanya sekedar hubungan tenaga kesehatan dan pasien, dan saya pun cukup terkagum dengan bu Ratna. di usia yang sudah cukup tua, mungkin 2 - 3 tahun lagi pensiun. Masih memiliki semangat mau mengunjungi orang-orang seprti Bu Oom meski harus bertarung dengan panas dan berbagai resiko yang mungkin bisa terjadi di lapangan.

Saya adalah Bu Ratna adalah partner, dimana kami saling membutuhkan, saling membantu, dan yang terpenting saya masih menunggu pengalaman-pengalaman menarik lainnya dengan beliau.

Satu hal tak mungkin di lupakan Bu Ratna tentang saya adalah Benjolan di kepala yang kini sudah hilang karena terjatuh dari motor berkat kecerobohan saya... hehehe... duh punten maaf ya Bu. dan dia hanya bilang "Udah de jangan diikirin" (sambil memegang benjolan dikepalanya waktu itu)