Sabtu, 07 Agustus 2010

Ayo..! Menjauh dari Kepulan Asap Insektisida

Menjauh dari kepulan asap foging, itulah yang biasa yang dilakukan Wanto, Bapak Muda yang sudah beranak satu itu, ketika melakukan tugasnya melakukan pengasapan pada suatu wilayah, yang terdapat kasus Demam Berdarah. Meski hanya pegawai honor puskesmas, tapi perlengkapan pelindung dirinya tak kalah dengan milik perusahaan-perusahaan pest control (pengendalian hama) swasta. Ear protection, masker respirator, topi, sarung tangan, wear pack dan sepatu selalu menjadi pelindungnya ketika bekerja.

Menjauh dari kepulan asap foging tidak hanya diartikan dalam pengertian sebenarnya (menjauh=berlari=kata kerja) tetapi juga bisa diartikan sebagai suatu upaya menjauhkan diri/mencegah diri dengan menggunakan alat dari keterpaparan bahan kimia (asap) dan penyakit akibat kerja seperti tuli, ISPA, berkurangnya cholinesterase dalam darah, hingga mengakibatkan kehilangan kesadaran. 

Sadar akan resiko penyakit yang bisa timbul akibat pekerjaannya, pria yang bernama lengkap Prasetio Siswanto ini, selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) ketika melakukan pengasapan. Yup.. belajar dari pengalaman, saya pun sedikit tahu tentang pekerjaan yang Wanto lakukan. Sebuah pekerjaan beresiko yang menuntut teknisinya untuk selalu waspada dan tanggap akan bahaya dan resiko yang bisa ditimbulkan. Baik resiko yang timbul ketika pada saat bekerja maupun resiko yang mungkin timbul dikemudian hari. Jujur saya tidak pernah menganggap enteng pekerjaan ini, setiap kali memulai untuk melakukan foging saya selalu was-was, dan kewaspadaan saya meningkat, saya paham betul pekerjaan ini beresiko, di tambah lagi postur tubuh saya yang kecil, tampak tidak imbang dengan mesin foging yang berbobot lebih dari 8 kg. Bayangkan saja tubuh kita harus bisa bertahan sekitar 30 menit - 1 jam dalam kondisi panas, bising, belum lagi terkepung dan terpapar asap jika tiba-tiba arah angin berubah, di tambah lagi dehidrasi yang perlu diwaspadai.

Alat Pelindung Diri (APD) atau di luar sana lebih dikenal dengan sebutan Personal Protectif Equipment (PPE), sangat berperan dalam melindungi diri ketika bekerja dalam melakukan pengasapan. Alat pelindung standar dalam melakukan pengasapan adalah pelindung telinga, masker respirator/pelindung pernapasan (moncong babi), penutup kepala (helm/topi), sarung tangan, baju pelindung (wearpack), sepatu boot/safety shoes (pelindung kaki), serta penutup mata (goggle), kesemuanya itu wajib digunakan oleh seorang teknisi, jika tidak fatal akibatnya, penyakit-penyakit akan timbul dikemudian hari.

Alat pelindung diri berfungsi untuk mencegah keterpaparan bahan kimia dan resiko akibat kerja ke dalam tubuh dan organ-organ penting tubuh manusia. Kita tentunya mengetahui, bahwa asap foging bukanlah sekedar asap, tapi mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia, logikanya adalah bahan kimia dalam asap foging mampu mebunuh serangga-serangga ,bayangkan jika asap itu masuk ke tubuh kita, sel-sel tubuh kita yang ukurannya jauh lebih kecil dari tubuh serangga pasti rusak jika sampai terpapar.

Bahan aktif insektisida umumnya terdiri dari 3 golongan, yatitu organophospat, carbamat, dan organokhlorin, ketiga golongan itu memiliki daya toksisitas yang berbeda tapi, dari ketiga golongan tersebut yang paling tidak ramah dan menimbulkan toksisitas adalah golongan organokhlorin, yang termasuk golongan ini adalah DDT (Dichloro Diphenil Trichloroetan) yang kini pemakaiannya sudah dilarang, dampak negatif apabila terpapapar dari dolongan organokhlorin dapat merusak saluran pencernaan, jaringan dan organ penting lainnya. Malathion dan Dichlorfos adalah bahan aktif yang kini lebih sering digunakan untuk pengasapan dalam memberantas nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti). Kedua bahan aktif ini termasuk kedalam golongan organophospat yang dapat menimbulkan toksisitas yang tinggi pada serangga dan mamalia, namun rendah bagi manusia. Tapi cukup memberikan efek yang lumayan parah apabila terpapar insektisida dari jenis golongan ini dalam jumlah yang cukup banyak, yaitu dapat mempengaruhi kadar cholinesterase darah yaitu suatu enzim yang mengontrol impuls saraf, dalam beberapa kasus dan pengalaman teman di pest control, teknisi yang terpapar golongan organophospat cenderung memiliki daya ingat yang rendah (pikun) dan sering menguap/tidur, bahkan jika terkena kulit bisa menimbulkan iritasi dan bisa menjalar ka bagian tubuh yang lain.

Pada prinsipnya proses masuknya racun insektisida ke dalam tubuh melalui 3 jalur yaitu inhalasi (pernapasan), oral (mulut/tertelan), dan kontak kulit. Oleh sebab itu Alat Pelindung Diri wajib di gunakan untuk mencegah terjadinya keracunan. Dari mulai memformulasi racun, hingga pelaksanaan pengasapan, APD sudah harus digunakan jangan sampai bahan kimia itu terhirup atau bahkan terkena kulit. Teknik pengasapan yang baik dapat juga mencegah seorang teknisi terpapar racun.

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) nya juga penting, mandi dengan menggunakan sabun dan shampo setelah melakukan pengasapan, mencuci pakaian dan membersihkan semua perlengkapan Alat Pelindung Diri. Itu semua dilakukan untuk menghilangkan residu kimia yang mungkin menempel pada bagian tubuh, pakaian dan perlengkapan APD. Satu lagi yang cukup penting beri tubuh dengan asupan makanan bergizi, juga susu untuk menetralisir racun yang mungkin masuk dalam tubuh.

Terlihat jelas efek negatif yang bisa timbul dari asap foging, jika seorang teknisi yang memakai APD saja masih bisa terpapar, apalagi kita... sekarang pilihannya hanya ada pada kita, mau melakukan  PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan 3M (menguras, mengubur, dan menutup) dan terbebas dari demam berdarah, atau tidak peduli hingga terjadinya kasus dan dilakukan pengasapan. Mmmm... Kalau saya lebih suka pencegahan dengan PSN... Kalau kamu?

Awas..! Serbuan Lalat...

ngng... Lalat-lalat itu pun mulai menghinggapi sebuah es kelapa yang sedang saya nikmati... hehe.. sok di hap...

Seperti itulah kondisinya jika kita mampir di sebuah warung makanan, kedai es, dan warung-warung jajanan yang terbuka di sekitar TPS Bantar Gebang. Yap... hari itu menjelang Shalat Jum'at, saya pun mampir kesebuah kedai es kelapa di Daerah Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang, yang kebetulan lokasinya sudah dekat dengan TPA Sumur Batu milik Pemada Bekasi. Lelah sehabis berkeliling saya pun berhanti di kedai itu, tempatnya tepat sekali di pinggir jalan, suasananya teduh dan rindang, sepintas sangat terlihat nyaman, saya pun segera memesan es kelapa, dan tak lama langsung tersaji, lengkap dengan batok kelapanya.

Santai sembari menunggu Sholat Jum'at, saya sangat menikmati es kelapanya, yah... mengkin karena cuacanya pada saat itu lumayan panas juga... ketika saya asik menyantap es kelapa... muncul deh segerombolan pengganggu.. untungnya saya tidak merasa terganggu... coz.. 1 guru 1 ilmu jangan ganggu... hehe... Yap.. lalat adalah hal biasa bagi saya, ketika kuliah kita belajar dengan lalat, ketika di dunia kerja, lalat salah satu faktor kenapa saya harus di upah... tapi yang membuat saya terganggu adalah... ketika orang-orang terdekat saya mulai terganggu dengan keberadaannya.. dan mulai berteriak-teriak... kalau yang seperti ini, terpaksa harus di basmi.

Pada prinsipnya keberadaan lalat bisa jadi merugikan bahkan bisa jadi menguntungkan. Merugikan jika saja intensitas lalat di lingkungan mulai banyak dan menimbulkan masalah di sekitar seperti penyakit disentri, typoid, hingga mengganggu kenyamanan, bahkan infeksi parah, Jika di Rumah Sakit Keberadaan lalat sangat tidak diperbolehkan banyak ruang-ruang operasi dan perawatan khusus yang harus steril, termasuk steril dari lalat tentunya, keberadaan serangga ini di rumah sakit bisa menimbulkan kasus nosokomial, dan lalat ini berperan sebagai perantaranya. Termasuk juga dalam industri makanan dan catering/jasa boga, biasanya pada tempat ini di pasang insect killer, yang berfungsi sebagai perangkap bagi serangga-serangga terbang, terutama lalat.

Pola kehidupan lalat yang kotor membuat serangga yang satu ini sangat di waspadai. Yup lalat memang timbul karena proses pembusukan, timbunan sampah terutama sampah yang bersifat organik, seperti daging, sayur, dan buah, adalah tempat yang paling nyaman untuk mereka hidup dan berkembang biak. Setelah dewasa lalat terbang mancari makan dengan cara mampir dari satu tempat ke tempat lain, dengan kemampuan terbang tidak lebih dari 500 m, lalat lebih menyukai sumber-sumber makanan yang mengandung zat gula, itulah sebabnya kenapa lalat sering hinggap pada makanan, termasuk pada es kelapa yang sedang saya nikmati tadi. Tapi kalau lalat suka pada zat gula kenapa suka hinggap di kotoran juga y? jangan-jangan ee rasanya manis... hehe.. ada yang pernah nyoba?

Lalu kenapa orang bisa kena disentri, atau penyakit lainnya jika memakan makanan yang di hinggapi lalat, yup ternyata lalat dalam beberapa jam bisa menginfeksi makanan dalam berjuta-juta kuman, lalat dalam membawa kotoran bukan saja pada kakiknya yang berbulu, tapi juga pada semacam kantong yang diisinya sewaktu makan. Setelah mengambil makanan secukupnya dari kotoran, lalat akan beristirahat dan mencerna makanan tadi. Lalat tadi, akan mengeluarkan hasil pencernaannya tadi ke makanan yang baru dihinggapinya. Kotoran yang ditinggalkan lalat mengandung berbagai macam kuman, seperti typus abdominalis, kolera, disentri, scarlatina, diptera,  polio bahkan telur cacing dan parasit usus. Itulah kenapa orang bisa sakit setelah makan lalat, eh.. bukan maksudnya makan makanan yang dihinggapi lalat.

Oleh sebab itu, kebersihan lingkungan harus selalu dijaga, terutama dari sampah-sampah baik dari sampah organik maupun sampah anorganik, alangkah lebih baik lagi jika kita bisa mengelola sampah dengan baik, dengan melakukan pemisahan sampah antara organik dan anorganik, dan mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, yang artinya proses penguraian sampahnya tidak dengan lalat, tetapi dengan proses fermentasi oleh bakteri. Sehingga intensitas lalat dilingkungan menjadi berkurang.

Agar bisa jajan enak plus sehat, kita pun harus pintar memilih-milih lokasi dan tempat jajanan, di usahakan jauh dari sumber pencemar seperti tempat pembuangan sampah, jalan raya yang ramai yah pokoknya pintar-pintar kita lah. dan Jangan lupa cuci tangan pakai sabun (Jiah.. PHBS banged), yaiyalah.. coz diam-diam tangan kita juga mengandung kuman lho... akibat aktifitas dan kegiatan yang kita lakukan, kita juga bisa sakit karena itu, jadi jangan selalu salahkan lalat ya..!


 

Senin, 02 Agustus 2010

"Styrofoam" si praktis yang membahayakan

Praktis, ringan, tidak repot tinggal buang... itulah alasan sebagian pedagang makanan kaki lima, menggunakan styrofoam untuk wadah makanan jualannya. Kita tentunya mengakui bahwa wadah ini sudah sangat bermasyarakat, dari mulai restoran highclass, restoram jepang, warung makan, sampai ke tingkat pedagang makanan kaki lima sudah mengenal wadah ini. Tak ada maksud untuk merugikan pihak tertentu tidak lain hanya sebagai informasi agar masyarakat lebih tahu dan bisa memilih makanan dan kemanan wadah yang digunakan.

Perlu di ketahui bahwa ada prinsip-prinsip untuk menghasilkan sebuah makanan yang sehat, kalau saya pribadi lebih senang menyebutnya Hygiene Sanitasi Makanan, mungkin dalam bidang keilmuan yang lain istilahnya akan berbeda pula. Ya prinsip sederhana yang terkadang bahkan sering orang lupakan, ternyata dalam mengolah bahan makanan dan membuatnya menjadi makanan jadi, tidaklah sesimpel yang kita bayangkan. Tentunya kita harus melihat dimana kita membeli bahan makanan, apakah tempatnya bersih atau tidak, apakah ada label halalnya, apakah terdaftar, dan paling penting tanggal kadaluarsanya, kesemuanya haruslah kita perhatikan ketika kita hendak membeli bahan makanan, tidak hanya itu semua proses dan perjalanan panjang dari bahan makanan hingga menjadi makanan yang siap disantap harus pula diperhatikan, pengangkutannya, penyimpanan bahan makanannya, pengolahannya, hingga penyajian, bahkan ke pengangkutan makanan jadinya ke konsumen, hingga wadah yang digunakan haruslah diperhatikan. Terlihat rumit memang tetapi sebenarnya tidak, proses itu sebenarnya secara tidak sadar sudah kita lakukan dalam mengolah makanan, hanya saja kita kurang menjaga terutama kebersihannya, kebersihan diri, tempat/ruangan dan alat yang digunakan. Tentunya tujuan itu semua tidak lain adalah untuk menghasilkan makanan yang tidak hanya enak tapi sehat, aman , dan berkualitas.

Kembali ke Styrofoam yuk... Berawal dari sebuah tugas, dan menemukan ... ternyata banyak lho... para pedagang makanan jajanan kaki lima di SD-SD, yang menggunakan wadah ini sebagai wadah makanan jualanya. "Fom" para pedagang itu lebih mengenal wadah styrofoam itu dengan sebutan itu. Mereka menggunakan itu untuk wadah mie instan (panas-panas langsung tumplek). Alasannya praktis, tidak repot, dan anak-anak suka, ketika kita datang ke warung-warung ini, apalagi pada saat jam istirahat, kita akan melihat betapa bejubelnya warung mereka.. di penuhi dengan anak-anak yang ingin membeli mie pada wadah styrofoam ini. kadang penjualnaya tidak hanya satu tapi 2 - 4 penjual dalam satu SD, menjajakan jenis makanan yang sama dengan wadahnya yang sama pula, kesemuanya laris dan laku keras. Lalu pertanyaan itu pun muncul, kira-kira apa yang terjadi ya dengan anak-anak kelak.. apakah mereka akan menjadi mutant atau apa... hehe itu semua hanya hiperbola. Yang jelas wadah itu tidak aman.

Sebuah artikel pada situs Depkes menyebutkan bahwa pada styrofoam ditemukan kandungan dioctyl phthalate (DOP) yang menyimpan zat benzen, suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem percernaan. Benzen ini juga tidak bisa dikeluarkan melalui feses (kotoran) atau urine (air kencing). Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan terbalut lemak. Inilah yang bisa memicu munculnya penyakit kanker.

Benzana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah.

Pada beberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia.

Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.

Bila terkena suhu tinggi, pigmen styrofoam akan bermigrasi ke makanan. Bila makanan yang baru digoreng ditempatkan di kantong plastik, suhu minyak yang tinggi akan menghasilkan kolesterol atau lemak jenuh yang tinggi pula yang mudah larut dengan bahan dasar Styrofoam, styren.

Styren, bahan dasar styrofoam, memang bersifat larut lemak dan alkohol. Karena itu, wadah dari jenis ini tidak cocok untuk tempat susu yang mengandung lemak tinggi. Begitu pun dengan kopi yang dicampur krim. Padahal, tidak sedikit restoran cepat saji yang menyuguhkan kopi panasnya dalam wadah ini.

Makanan yang mengandung vitamin A tinggi sebaiknya juga tidak dipanaskan di dalam wadah styrofoam, karena styrene yang ada di dalamnya dapat larut ke dalam makanan. Pemanasan akan memecahkan vitamin A menjadi toluene. Toluene inilah pelarut styren.

Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan. Bahkan, beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization' s International Agency for Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) telah nyata-nyata mengkategorikan styrofoam sebagai bahan carsinogen (bahan penyebab kanker).
(Surabaya-e.health.org) 

Wow gimana parahkan efeknya, yang jelas styrofoam sangat berbahaya jika di gunakan untuk wadah makanan yang bersifat panas, karena bahan kimianya bisa bermigrasi ke makanan, selain itu wadah styrofoam ini tidak ramah lingkungan, tidak bisa diurai dan hanya mencemari lingkungan saja. Jadi bagaimana ni... masih mau pake styrofoam? selanjutnya ya... terserah Anda.

Minggu, 01 Agustus 2010

Pantai pesisir barat Pulau Tidung terbengkalai

Menikamati keindahan lautan biru di Kabupaten Admnistratif Kepulauan Seribu khususnya di Pulau Tidung memanglah sangat menyenangkan, kurang rasanya jika kita berada di pulau itu hanya 1 atau 2 hari saja, yah.. pengennya sih 1 minggu gitu, tapi pastinya harus ngorek kocek lebih dalam dong, tapi tak apa untuk melepas kepanatan, Pulau Tidung memang tempat yang ok untuk berlibur.
Terlepas dari suasana liburan di Pulau Tidung, mari coba kita tinjau lingkungan dan kebersihan di pesisir pantainya, mmm.. ada sebuah kondisi yang ironi anatara pesisir pantai di wilayah timur dan barat, itulah sebabnya wisatawan lebih tertarik pergi ke pesisir wilayah timur karena disana terdapat pulau tidung kecil yang eksotis, terdapat pula jembatan panjang yang menjadi penghubung antara 2 pulau ini (Tidung Besar dan Tidung Kecil) jembatan ini di beri nama "Jembatan Cinta" mmm ... itu dia yang kurang, saya tidak menanyakan, kenapa di sebut Jembatan Cinta... Termasuk saya, saya pun betah berlama-lama ada di Pesisir timur ini, disini kita bisa snorkling dengan pemandangan bawah laut yang keren abis, mandi di pantainya yang bening dan bersih.. okelah pokoknya. Tapi itulah saya rasa penasaran itu menggiring saya untuk mencoba snorkling di Pantai Pesisir Barat pulau Tidung. Dengan mengayuh sepeda kami berencana untuk kesana, ya sepeda dan motor adalah alat transportasi utama di pulau ini, jangan harap ada mobil, kereta apalagi pesawat.
Lelah sehabis snorkling, akhirnya hanya 2 dari 8 orang yang bisa sampai ke pantai barat, saya dan caca teman saya, kami mencari-cari  tempat snorkling yang nyaman, awalnya terlihat biasa saja namun ketika terus-terus kita telusuri, kondisinya makin parah, banyak sampah di pinggiran pantai, lebih parah lagi ada yang BAB juga di pinggir pantai, Payah...., ga cuma itu bangkai kucing yang sudah menggelembung terdampar di pinggir pantai, sayang banged... yah terpaksa deh kita mengurungkan niat untuk bersnorkling.
Jika saja ada yang mengelola pasti pantai di psisir barat ini bisa menghasilkan omset juga bagi penduduk, sayang aparat kecamatan tampaknya kurang memperhatikan hal itu padahal wilayah pesisir barat ini, dekat sekali dengan Gedung Kantor Kecamatan. Yah mudah-mudahan kedepan bisa lebih baik lagi ya... Ok Tidung Island.. I'll be back soon.