Rabu itu selepas kegiatan di Puskesmas Kotaraja Jayapura.. sebelum keberangkatan kami kembali ke Jakarta.
Saya hanya bisa menyebutkan.. "keberuntungan".. saya bisa ada di Sentani menikmati pemandangan air yang begitu luas dengan hiasan gugusan pegunungan dan yang menyertainya.. yap saya berada tepat di pinggir Danau Sentani Papua.. di sebuah rumah makan entah saya lupa namanya yang menyajikan makanan khas papua.
Awalnya tidak pernah membayangkan untuk bisa pergi kesana, sejak pertama kali Kepala Puskesmas menawarkan saya untuk berangkat ke Papua menggantikan tugas beliau menyajikan presentasi. Ragu.. apakah bisa.. apa yang mesti saya sampaikan nanti.. saya hanya seorang staf biasa.. beruntunglah presentasi yang yang akan disampaikan masih berhubungan dengan sanitasi.. sesuai dengan profesi tentunya.. beruntung.. pasti akan mudah.
Akhirnya senin pagi (28-11-2011) setelah subuh kami (saya, 3 orang staf Kemenkes) berangkat dari Soekarno-Hatta menuju Sentani Papua. 5 Jam lebih penerbangan akhirnya sampai juga di Sentani tepat jam 1.30 waktu papua (selisih 2 jam dari WIB). Panas plus asing sekali berada di sini.. Sentani memang dikelilingi pegunungan tapi panas mungkin karena dekat perairan. Yap saya kini berada di kampung orang.. kulit putih hanya minoritas disini.. tapi mereka tetap ramah.. mungkin terkesan tidak begitu perduli dengan kami. kami pun dijemput dan langsung diantarkan ke Hotel Matoa di Kota Jayapura. istirahat full istirahat.. untuk kegitan besok (Selasa).
Dengan mengendarai Taxi.. yap mereka menyebutnya Taxi.. bukan mobil Taxi sedan seperti di Jakarta tapi lebih kepada minibus sewaan.. mungkin khusus untuk turis dan wisatawan.. harganya pun tidak karuan.. tawar menawar harga adalah usaha yang disarankan... kami berangkat dari hotel menuju Kotaraja, tempat Staf Kemenkes akan melakukan Prsentasi, Pemicuan dan Pelatihan tentang alat pengaman jarum suntik. Saya di sini hanya presentasi mungkin lebih tepatnya sharing.. tentang apa yang saya lakukan di Puskesmas saya, peserta pada hari selasa itu adalah teman-teman seprofesi bahkan ada juga yang dokter, tentunya mereka memang sudah sangat paham. Semuanya berjalan dengan lancar dari Kemenkes melakukan pemicuan tentang pengetahuan limbah B3 Medis dan acara hari itu di tutup dengan peragaan alat dan foto bersama. Sore setelah ashar kami kembali kagi ke hotel. Malamnya sebentar kami jalan-jalan di kota hanya menikmati suasana, dan kembali bersitirahat untuk kegiatan besok.
Presentasi Tim Kemenkes |
Pemicuan Limbah B3 |
Peserta Pelatihan |
Demo Alat |
Rabu ... adalah hari terakhir kami di Jayapura... tapi ada beberapa kegiatan.. yang masih harus diselesaikan.. melihat aplikasi.. apa yang telah disampaikan kemarin.. Selasa malam kami sudah memgurus administrasi hotel.. mengurus pembayaran... sehingga Rabu pagi kami bisa langsung check out.. Kembali dengan mengendarai Taxi.. belajar dari kemarin saya pun menawar harga serendah mungkin.. deal.. kami berangkat menuju Puskesmas Kotaraja.. itulah tempat kegiatan kami hari itu.. tidak berlangsung lama.. apa yang sudah di sampaikan oleh Staf Kemenkes benar-benar sudah diaplikasikan... dan kami hanya melihat-lihat saja... sedikit bercengkerama saya bersama teman-teman HAKLI Jayapura.. saling bertanya tentang pekerjaan.. masalah-masalah yang dihadapi.. semuanya sama tapi saya sadar bahwa pekerjaan mereka disini jauh lebih berat.. keadaan warga yang mungkin masih primitif.. medan yang berat.. ditambah situasi politik yang tidak kondusif.. menjadi tantangan yang berat bagi Sanitarian di Jayapura. Setelah berfoto bersama.. kami pun pamit.. untuk menuju Bandara Sentani kembali menuju Jakarta.
Aplikasi |
Bersama HAKLI Jayapura |
Kami diantar oleh Kepala Sanitasi dan stafnya menuju Bandara.. kami pun mampir sejenak disebuah pasar untuk membeli ikan asap... oleh-oleh untuk kami bawa pulang... Tidak lama kami kembali melaju menuju Bandara.. sepanjang perjalanan kami berbincang.. Bapak Kepala banyak menceritakan tentang kiprahnya di Papua.. menunjukan lokasi-lokasi dimana pernah terjadi pertikaian.. menceritakan tentang suksesnya beliau menjalankan usaha sampingan di Papua.. dan betapa jelas terlihat tentang idealisnya beliau.. untuk bisa pensiun muda.. Papua memang elok.. kita akan akan banyak disuguhi pemandangan bukit-bukit.. dengan jalan yang berkelok-kelok.. naik turun, dengan sisi sebelah kiri adalah perarian yap.. “Danau Sentani” .. mata saya hampir tidak luput dari pemandangan disetiap lokasi yang kami lewati sesekali sedikit berkontemplasi.. merenung.. kembali berfikir heran.. tapi senang... Tidak disangka tiba-tiba mobil menepi.. pada sebuah rumah makan tepat di pinggir Danau Sentani.
Subhanallah.. indah nian pemandangannya.. hamparan perairan biru luas dengan dihiasi gugusan bukit.. dibawah terik dan birunya langit siang itu.. terlihat susunan rumah ditepi danau tampak rapi lengkap dengan keramba-keramba yang dipenuhi ikan-ikan hidup yang segar, sesekali terlihat sampan kecil tengah menyeberangi pulau.. yang jaraknya lumayan jauh.. ya.. hanya dengan dayung.. airnya yang jernih.. bahkan ikan-ikan masih dapat saya lihat dari atas sini.. sesekali muncul sesekali tenggelam... terima kasih sudah membawa saya sejauh ini.. inilah hiburan terbaik saya di Papua.. saya sangat menikmati momen ini... padatnya kegiatan membuat kami benar-benar tidak punya waktu berjalan-jalan.. tapi disini saya manjakan mata saya untuk terus tertuju pada setiap pandangan yang tampak tidak berujung sisi demi sisi Danau Sentani.. meski hanya persinggahan sementara.. dan meski hanya beberapa menit saja, dan disini saya merasakan uniknya makanan khas papua “Papeda”.. makanan kental dari sagu... dengan sayur ikan kuah kuningnya.. kita tidak tidak perlu repot mengunyah.. secara otomatis papeda akan langsung masuk ke usus kita.. “sliurrrpppp!”. Ibarat kita bahwa papeda adalah nasi bagi mereka... kini nasi pun sudah masuk tanah papua.. alhasil.. lebih disukai ketimbang papeda sendiri... tertinggal memang... tapi percayalah sesuatu yang khas.. akan tetap dicari dan dicintai orang banyak... karena keunikannya.. karena sejarahnya.. dan karena itulah integritas mereka..
Sentani Lake |
Menyantap Papeda |
Puas kami menikmati suguhan di pinggir Danau Sentani ini.. kami kembali melanjutkan perjalanan... menuju bandara .. untuk terbang kembali menuju Jakarta.. Sentani – Soekarno-Hatta..
Suguhan singat tapi berkesan, inilah tempat terjauh yang saya singgahi.. “keberuntungan” mungkin itulah modal saya.. tantangan dan sebuah pengalaman.. yang Insya Allah tidak akan lekang dimakan zaman..
Itulah.. Sentani dan Papeda pertama saya.. berharap saya bisa “menyicipinya” lagi.. TERIMA KASIH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar